Bahagia sebenarnya selalu dekat dengan kehidupan manusia, tetapi banyak manusia yang justru menghindar dari bahagia, walaupun lisannya mengucap saya ingin bahagia, banyak tindakan manusia yang justru semakin menjauhkan dari bahagia. Misalnya, manusia tidak mau menerima keadaan dirinya. Akibatnya ia tertekan, stres dan menyalahkan Tuhan. Dengan tindakan ini, sudah pasti ia tidak akan bahagia, malah sebaliknya, sengsara.
Untuk mendapat bahagia, kita tidak perlu mengaku-aku bahagia dilisannya tetapi dalam hatinya tetap saja mengeluh. Hal ini juga tetap menyengsarakan diri. Walaupun ada teori, ucapkanlah terus nanti akhirnya hati akan mengikuti. Tetapi hal tersebut tidak bisa berlaku umum. Sebab bahagia memang asalnya dari hati bukan dari mulut atau tampilan fisik semata
Untuk mendapatkan kebahagiaan hakiki dan jangka panjang, kita harus bisa menemukan alasan kuat mengapa harus bahagia. Misal, saat kita sakit, kita akan bersabar, itu tindakan yang benar, tetapi apa cukup dengan bersabar sakit tersebut bisa membuat bahagia ? Tidak cukup. Kita harus menemukan alasan agar sakit, yang kita anggap sebagai musibah bisa membuat bahagia. Berikut adalah alasan bahwa sakit juga bisa membuat orang bahagia :
Firman Allah :
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi roji’uun’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. Al-Baqaroh : 155-157)
Dari ayat Quran tentang musibah tersebut di atas, Allah memberikan petunjuk bahwa manusia yang sabar dalam menghadapi cobaan (ujian, musibah) akan mendapakan kegembiraan berupa : keberkahan yang sempurna, rahmat dan petunjuk. Apa yang lebih membahagiaan selain mendapat keberkahan, rahmat, dan petunjuk dari Allah ?
Sabda Rosulullah Muhammad saw dalam hadist :
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya”. (HR. Bukhari no. 5660 dan Muslim no. 2571)
“Tidaklah seseorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah-gulanan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya”. (HR. Bukhari no. 5641)
“Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengan dosa-dosanya”. (HR. Muslim no. 2573)
Dari hadist-hadist di atas disebutkan bahwa musibah sakit akan mengahapuskan dosa-dosa. Apa yang lebih membahagiakan selain dari dihapusnya dosa-dosa kita oleh Allah swt. Manusia yang dihapus dosanya, akan menjadi kekasih Allah, ia akan sangat dekat kepada Allah. Maka hatinya akan merasakan bahagia luar biasa.
Jadi kesimpulannya, kita bisa merasakan bahagia dalam situasi apapun saat kita bisa menemukan alasan kuat, dan alasan ini adalah alasan religius berupa janji-janji Allah sebagai pemilik kebahagiaan. Yakinlah bahwa janji-janji Allah itu pasti benar. Dan alasan-alasan kuat mendapatkan kebahagiaan ada dalam Quran dan Hadist shahih. Maka temukanlah !
Semoga Sukses dan menang gan...
ReplyDeleteada kontes seo terbaru nih, Starting 7 April 2013 Hadiah Jutaan Rupiah !! Ikuti dan Menangkan !!
Informasi Lebih Lanjut: http://kontesseo.anekahosting.com