Peperangan antara dua kelompok adalah suatu kemestian alami. Adakalanya perang itu antara pembela kebathilan melawan pembela kebenaran, dan ini tidak akan berhenti, sedang yang lain ada terjadi pula perang antara pembela kebathilan yang satu melawan pembela kebathilan yang lainnya. Pada saat pembela al haqq dalam kondisi lemah, dan tidak membahayakan, maka perang yang terjadi adalah antara pembela al bathil yang satu dengan pembela al bathil yang lainnya. Namun begitu, pembela al haqq kuat dan membahayakan dengan serta merta para pembela kebathilan bersatu untuk menumpas al haqq.
Bisa jadi perang itu berupa perang fisik, militer, yang korbannya berupa kematian, hancurnya kota dan bahkan negara, kergian material yang banyak, dan juga korban secara psikologis. Bisa jadi pula perang itu berupa perang pemikiran (ghazwul fikri), tanpa melibatkan kekuatan militer, dan korbannya berupa pikiran-pikiran yang tersesatkan, serta jiwa-jiwa yang ketakutan.
Kedua perang itu sama-sama membawa korban, namun korban yang lebih parah dan berbahaya justru ditimbulkan oleh perang pemikiran atau perang intelektual tersebut. Jika perang militer, maka korban manusia berupa kematian atau cacat. Namun ghazwul fikri adalah manusia sehat secara jasmani, namun sakit dari sis ruhaninya. Ia akan menjadi agen dari musuh-musuh Islam. Bahkan ikut aktif menyebarkan kesesatan tanpa ia sadari. Ia membangun umat Islam lewat konsep-konsep “baru”, ia merasa Islam harus senantiasa diperbaharui, sampai ke tingkat aqidah, hukum dan perulaku. Padahal sesungguhnya ia merusak umat.
Ghazwul Fikri terhadap Islam telah berlangsung sekian lama. Mereka ingin menjadikan wajah Islam seburuk mungkin, bisa dengan jalan menampilkan kesan “ekstrem” dan fundamental –sehingga manusia takut dan ngeri terhadap Islam dan penganut setianya. Mereka yang punya komitmen terhadap Islam, diberikan julukan ekstrimis atau fundamentalis. Akibatnya Islam ditakuti baik oleh pengikutnya sendiri yang terlanjur menjadi korban ghazwul fikri –apalagi oleh orang non muslim. Namun ada kalanya Islam ditampilkan dengan bentuk yang kelewat lembek, itulah hasil rekayasa musuh-musuh Islam, dan itulah yang dihasilkan oleh ghazwul fikri yang mereka kehendaki, sebagaimana firman Allah :
Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci (Ash Shaff (61) : 9).
Hasil lain, sebagaimana tujuan yang telah mereka canangkan dari peperangan ini adalah dengan menjauhkan muslimin dari agamanya. Umat Islam dibuat enggan mempelajari agamanya sendiri dengan diberikan kesibukan dan permainan yang mengasyikkan, atau kerena telah merasakan phobie terhadap Islam. Ini amat terasakan saat ini.
Kaum muslimin mulai sibuk dengan perniagaan yang melelahkan, sehingga tidak punya lagi kesempatan taffaquh fiddin (memperdalam pengetahuan ad diin). Adapula yang tergelincir dalam perangkap jahiliyah, kaum muslimin terlena dalam berbagai hiburan maksiyat, yang membuat mereka lemah semangat, tidak memiliki ghirah membela Islam. Ada pula yang terlanjur terhadap propaganda Barat yang dititipkan media pers, bahwa Islam identik dengan perang, Islam identik dengan darah, Islam itu kejam, sehingga mreka menjadi phobie terhadap Islam untuk kemudian secara perlahan-lahan meninggalkan ajarannya.
Lebih lanjut lagi, mereka juga berkehendak membawa kaum muslimin pada millah (agama) mereka. Setelah merka kaburkan Islam dengan ucapan-ucapan mereka, kemudian mereka jauhkan kaum muslimin dari agamanya, maka tidak ada lagi yang bisa menghalangi kaum muslimin untuk mengikuti millah mereka, sebagian atau seluruhnya.
Orang-orang Yahudi dan Nasrani itu tidak akan ridho kepadamu, sampai engkau mengikuti millah mereka (Al Baqoroh (2) : 120).
Mengikuti millah mereka secara total, artinya kaum muslimin berpindah agama. Mereka tinggalkan Islam, dan kematian masuk ke agama lain –sesuai yang mengarahkan. Kalaupun tidak bisa mengikuti millah non Islam, tetap akan diusahakan agar kaum muslimin mengikuti millah mereka bagian demi bagian, mulai dari cara hidup, orientasi kerja, perilaku dan pemikirannya. Akhirnya terjadi pribadi yang pecah pengakuan formalnya sebagai seorang muslim, namun dalam kenampakan kesehariannya ia sama sekali bukanlah seorang Islam.
Tak pernah mereka berhenti dari usaha ini. Ghazwul Fikri berjalan terus menerus, sebagaimana firman-Nya :
Mereka tidak henti-hentinya memerangi kaum, sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup (Al Baqoroh (2) : 217).
Oleh sebab itu, kaum muslimin wajib mewaspadai ghazwul fikri yang dilancarkan musuh-musuh Islam. Allah memberikan tuntutan agar tidak menjadikan mereka sebagai teman kepercayaan, sebab telah jelas kemudharatan yang mereka timbulkan.
Hari orang-orang yang beriman janganlah kamu ambil menjadi orang kepercayaanmu orang-orang yang dan di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya menimbulkan kemudharatan bagimu. (Ali Imran (3) :118).
Jelas sekali larangan Allah terhadap kaum muslimin agar tidak berkarib dengan mereka, sungguh merekalah yang telah melancarkan ghazwul fikri secara terus menerus. Sikap mereka ini diabadikan oleh Allah Ta’ala :
Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. (Ali Imran (3) :118).
Kenyataan sekarang banyak kaum muslimin yang berwali kepada mereka, menjadikan mereka kepercayaan, bahkan menyukai mereka. Padahal telah diperingatkan Allah bahwa mereka tidak pernah menyukai kaum muslimin :
Beginilah kamu, kamu menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. (Ali Imran (3) :119).
Inilah yang harus senantiasa kita waspadai. Konspirasi jahat internasional terhadap Islam senantiasa berlangsung tanpa henti. Mereka geram dan marah jika kaum muslimin mendapat kemenangan dan posisi strategis, namun mereka akan bergembira dan tertrawa senang melihat kaum muslimin tertindas dan terbantai.
Jika kamu memperoleh kebaikan niscaya mereka bersedih hati tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. (Ali Imran (3) ; 12)
Kuncinya hanya satu aqidah kemudian istiqomah dengannya. Tanpa keimnan, dan sabar dalam keimanan tersebut kita lemah dan kehilangan kekuatan.
Firman Allah :
Jika kamu bersabar dan bertaqwa niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan pada mu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan (Ali Imran (3) : 120).
Sekarang saatnya untuk bangun, dan mewaspadai kenyataan ini. Gahzwul Fikri tidak ada pengaruhnya bagi kita manakala aqidah kita kuat dan punya kesabaran atas aqidah tersebut.
Hayya ‘alal falah
Ghazwul Fikri (perang pemikiran) dan Harakatul irtidad (gerakan pemurtadan)
- dilakukan sepihak, yang lain tidak menyadari kalau sedang diserang
- hasilnya nyata terlihat dan berhasil
- mempunyai efek yang dalam dan luas.
2. Berusaha memasukkan yang sudah kosong Islamnya ke dalam agama kafir (Q.S. 2:217, 2:120)
3. Memadamkan cahaya (agama) Allah (Q.S. 61:8, 9:32).
Gerakan yang berupaya menciptakan keragu-raguan dan pendangkalan kaum muslimin terhadap agamanya.
· Tasyih (pencemaran/pelecehan)
Upaya kaum kafir untuk menghilangkan kebanggaan kaum muslimin terhadap Islam dengan menggambarkan Islam secara buruk.
· Tadhlil (Penyesatan)
Upaya orang kafir menyesatkan umat Islam mulai dari cara yang halus sampai cara yang kasar.
· Taghrib (pembaratan/westernisasi)
Gerakan yang sasarannya untuk mengeliminasi Islam, mendorong kaum muslimin agar menerima seluruh pemikiran dan pemikiran barat.
Berusaha memisahkan antara agama dengan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
· Penyebaran faham nasionalisme
Nasionalisme membunuh ruh ukhuwah Islamiyah yang merupakan azas kekuatan umat Islam.
Hadits Nabi : “Bukan dari golonganku orang yang mengajak pada ashobiyah dan bukan dari golonganku orang yang berpegang atas dasar ashobiyah dan bukan dari golonganku orang yang matu karena ashobiyah”.
· Pengrusakan akhlak umat Islam terutama pada pemudanya.
Hasil nyata Ghazwul Fikir terhadap Umat Islam
1. Umat Islam menyimpang dari Al Qur’an dan As Sunnah (Q.S. 25:30)
2. Minder dan rendah diri (Q.S. 3:139)
3. Terpecah belah (Q.S. 30:32)
2. Mendidik generasi muda Islam dengan manhaj tarbiyah yang syamil (sempurna) dan mutakamil (menyeluruh).
3. Menyiapkan kekuatan semaksimal mungkin untuk menghadapi musuh (Q.S. 61:10, 8:60)
4. Menghindari terjadinya perpecahan dalam umat Islam (Q.S. 3:103)
Bisa jadi perang itu berupa perang fisik, militer, yang korbannya berupa kematian, hancurnya kota dan bahkan negara, kergian material yang banyak, dan juga korban secara psikologis. Bisa jadi pula perang itu berupa perang pemikiran (ghazwul fikri), tanpa melibatkan kekuatan militer, dan korbannya berupa pikiran-pikiran yang tersesatkan, serta jiwa-jiwa yang ketakutan.
Kedua perang itu sama-sama membawa korban, namun korban yang lebih parah dan berbahaya justru ditimbulkan oleh perang pemikiran atau perang intelektual tersebut. Jika perang militer, maka korban manusia berupa kematian atau cacat. Namun ghazwul fikri adalah manusia sehat secara jasmani, namun sakit dari sis ruhaninya. Ia akan menjadi agen dari musuh-musuh Islam. Bahkan ikut aktif menyebarkan kesesatan tanpa ia sadari. Ia membangun umat Islam lewat konsep-konsep “baru”, ia merasa Islam harus senantiasa diperbaharui, sampai ke tingkat aqidah, hukum dan perulaku. Padahal sesungguhnya ia merusak umat.
Ghazwul Fikri terhadap Islam telah berlangsung sekian lama. Mereka ingin menjadikan wajah Islam seburuk mungkin, bisa dengan jalan menampilkan kesan “ekstrem” dan fundamental –sehingga manusia takut dan ngeri terhadap Islam dan penganut setianya. Mereka yang punya komitmen terhadap Islam, diberikan julukan ekstrimis atau fundamentalis. Akibatnya Islam ditakuti baik oleh pengikutnya sendiri yang terlanjur menjadi korban ghazwul fikri –apalagi oleh orang non muslim. Namun ada kalanya Islam ditampilkan dengan bentuk yang kelewat lembek, itulah hasil rekayasa musuh-musuh Islam, dan itulah yang dihasilkan oleh ghazwul fikri yang mereka kehendaki, sebagaimana firman Allah :
Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci (Ash Shaff (61) : 9).
Hasil lain, sebagaimana tujuan yang telah mereka canangkan dari peperangan ini adalah dengan menjauhkan muslimin dari agamanya. Umat Islam dibuat enggan mempelajari agamanya sendiri dengan diberikan kesibukan dan permainan yang mengasyikkan, atau kerena telah merasakan phobie terhadap Islam. Ini amat terasakan saat ini.
Kaum muslimin mulai sibuk dengan perniagaan yang melelahkan, sehingga tidak punya lagi kesempatan taffaquh fiddin (memperdalam pengetahuan ad diin). Adapula yang tergelincir dalam perangkap jahiliyah, kaum muslimin terlena dalam berbagai hiburan maksiyat, yang membuat mereka lemah semangat, tidak memiliki ghirah membela Islam. Ada pula yang terlanjur terhadap propaganda Barat yang dititipkan media pers, bahwa Islam identik dengan perang, Islam identik dengan darah, Islam itu kejam, sehingga mreka menjadi phobie terhadap Islam untuk kemudian secara perlahan-lahan meninggalkan ajarannya.
Lebih lanjut lagi, mereka juga berkehendak membawa kaum muslimin pada millah (agama) mereka. Setelah merka kaburkan Islam dengan ucapan-ucapan mereka, kemudian mereka jauhkan kaum muslimin dari agamanya, maka tidak ada lagi yang bisa menghalangi kaum muslimin untuk mengikuti millah mereka, sebagian atau seluruhnya.
Orang-orang Yahudi dan Nasrani itu tidak akan ridho kepadamu, sampai engkau mengikuti millah mereka (Al Baqoroh (2) : 120).
Mengikuti millah mereka secara total, artinya kaum muslimin berpindah agama. Mereka tinggalkan Islam, dan kematian masuk ke agama lain –sesuai yang mengarahkan. Kalaupun tidak bisa mengikuti millah non Islam, tetap akan diusahakan agar kaum muslimin mengikuti millah mereka bagian demi bagian, mulai dari cara hidup, orientasi kerja, perilaku dan pemikirannya. Akhirnya terjadi pribadi yang pecah pengakuan formalnya sebagai seorang muslim, namun dalam kenampakan kesehariannya ia sama sekali bukanlah seorang Islam.
Tak pernah mereka berhenti dari usaha ini. Ghazwul Fikri berjalan terus menerus, sebagaimana firman-Nya :
Mereka tidak henti-hentinya memerangi kaum, sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup (Al Baqoroh (2) : 217).
Oleh sebab itu, kaum muslimin wajib mewaspadai ghazwul fikri yang dilancarkan musuh-musuh Islam. Allah memberikan tuntutan agar tidak menjadikan mereka sebagai teman kepercayaan, sebab telah jelas kemudharatan yang mereka timbulkan.
Hari orang-orang yang beriman janganlah kamu ambil menjadi orang kepercayaanmu orang-orang yang dan di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya menimbulkan kemudharatan bagimu. (Ali Imran (3) :118).
Jelas sekali larangan Allah terhadap kaum muslimin agar tidak berkarib dengan mereka, sungguh merekalah yang telah melancarkan ghazwul fikri secara terus menerus. Sikap mereka ini diabadikan oleh Allah Ta’ala :
Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. (Ali Imran (3) :118).
Kenyataan sekarang banyak kaum muslimin yang berwali kepada mereka, menjadikan mereka kepercayaan, bahkan menyukai mereka. Padahal telah diperingatkan Allah bahwa mereka tidak pernah menyukai kaum muslimin :
Beginilah kamu, kamu menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. (Ali Imran (3) :119).
Inilah yang harus senantiasa kita waspadai. Konspirasi jahat internasional terhadap Islam senantiasa berlangsung tanpa henti. Mereka geram dan marah jika kaum muslimin mendapat kemenangan dan posisi strategis, namun mereka akan bergembira dan tertrawa senang melihat kaum muslimin tertindas dan terbantai.
Jika kamu memperoleh kebaikan niscaya mereka bersedih hati tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. (Ali Imran (3) ; 12)
Kuncinya hanya satu aqidah kemudian istiqomah dengannya. Tanpa keimnan, dan sabar dalam keimanan tersebut kita lemah dan kehilangan kekuatan.
Firman Allah :
Jika kamu bersabar dan bertaqwa niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan pada mu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan (Ali Imran (3) : 120).
Sekarang saatnya untuk bangun, dan mewaspadai kenyataan ini. Gahzwul Fikri tidak ada pengaruhnya bagi kita manakala aqidah kita kuat dan punya kesabaran atas aqidah tersebut.
Hayya ‘alal falah
Ghazwul Fikri (perang pemikiran) dan Harakatul irtidad (gerakan pemurtadan)
Pengertian secara bahasa
Ghazwul Fikri terdiri dari dua kata yaitu ghozwah dan fikr. Ghozwah berarti serbuan atau invasi. Fikr berarti pemikiran. Serangan di sini berbeda dengan qital (perang) yang berarti :- dilakukan sepihak, yang lain tidak menyadari kalau sedang diserang
- hasilnya nyata terlihat dan berhasil
- mempunyai efek yang dalam dan luas.
Pengertian Secara Istilah
Penyerangan dengan berbagai cara terhadap pemikiran umat Islam guna merubah apa yang ada di dalamnya sehingga tidal lagi bisa mengeluarkan darinya hal-hal yang benar karena telah bercampur aduk dengan hal-hal tidak Islami.Sasaran Ghazwul Fikri
1. Menjauhkan Umat Islam dari Ajaran Agama Islam (Q.S 17:73, 5:49)2. Berusaha memasukkan yang sudah kosong Islamnya ke dalam agama kafir (Q.S. 2:217, 2:120)
3. Memadamkan cahaya (agama) Allah (Q.S. 61:8, 9:32).
Metode Ghazwul Fikri
1. Membatasi supaya Islam tidak tersebar luas
· Tasyik (Pendangkalan/peragu-raguan)Gerakan yang berupaya menciptakan keragu-raguan dan pendangkalan kaum muslimin terhadap agamanya.
· Tasyih (pencemaran/pelecehan)
Upaya kaum kafir untuk menghilangkan kebanggaan kaum muslimin terhadap Islam dengan menggambarkan Islam secara buruk.
· Tadhlil (Penyesatan)
Upaya orang kafir menyesatkan umat Islam mulai dari cara yang halus sampai cara yang kasar.
· Taghrib (pembaratan/westernisasi)
Gerakan yang sasarannya untuk mengeliminasi Islam, mendorong kaum muslimin agar menerima seluruh pemikiran dan pemikiran barat.
2. Menyerang Islam dari dalam
· Penyebaran faham sekulerismeBerusaha memisahkan antara agama dengan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
· Penyebaran faham nasionalisme
Nasionalisme membunuh ruh ukhuwah Islamiyah yang merupakan azas kekuatan umat Islam.
Hadits Nabi : “Bukan dari golonganku orang yang mengajak pada ashobiyah dan bukan dari golonganku orang yang berpegang atas dasar ashobiyah dan bukan dari golonganku orang yang matu karena ashobiyah”.
· Pengrusakan akhlak umat Islam terutama pada pemudanya.
Sarana Ghazwul Fikri
Media Massa baik itu cetak maupun elektronikHasil nyata Ghazwul Fikir terhadap Umat Islam
1. Umat Islam menyimpang dari Al Qur’an dan As Sunnah (Q.S. 25:30)
2. Minder dan rendah diri (Q.S. 3:139)
3. Terpecah belah (Q.S. 30:32)
SOLUSI UNTUK MERAIH KEMENANGAN
1. Umat Islam harus menerapkan syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan.2. Mendidik generasi muda Islam dengan manhaj tarbiyah yang syamil (sempurna) dan mutakamil (menyeluruh).
3. Menyiapkan kekuatan semaksimal mungkin untuk menghadapi musuh (Q.S. 61:10, 8:60)
4. Menghindari terjadinya perpecahan dalam umat Islam (Q.S. 3:103)
Assalaamu'alaikum,
ReplyDeleteMas, pada judul dan label tertulis "gawzul fikr" sedangkan dalam isi artikelnya tertulis "ghazwul fikri" apakah arti keduanya sama atau berbeda Mas?
Satu lagi Mas, referensi haditsnya sekalian dituliskan ya Mas.
Terima kasih Mas